MAGANG 1 di SMA IBU KARTINI SEMARANG

Nama saya Rosita Jannatun Naim, seorang  mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia semester 5 Universitas PGRI Semarang. Ketika semester 3 saya dan teman – teman seangkatan saya dari berbagai jurusan mendapatkan mata kuliah Magang. Di mata kuliah ini kami akan diterjunkan langsung di sekolahan yang sudah ditentukan oleh kampus dengan berbagai prodi yang berbeda-beda. Progam magang ini merupakan mata kuliah yang baru dan hanya baru dari angkatan kami saja. Tentunya masih banyak berita simpang siur mengenai hal tersebut. Sebelum diterjunkan di sekolahan, ada pembekalannya terlebih dahulu. Kami dibagi kedalam beberapa kelompok sekolah dengan berbagai prodi yang ada. Seringkali banyak yang menyebutkan bahwa magang hampir sama dengan ppl. Padahal hal itu berbeda. Kalau magang itu kami hanya disuruh untuk observasi sekolah saja, kalau ppl sudah mulai mengajar di kelas.
Magang terdiri dari 3 tahap, yakni Magang I, Magang 2, dan Magang 3. Kebetulan di magang I saya diampu oleh ibu dosen Ngatmini, S.pd, M.Pd. Ketika pertama di ajar oleh beliau, saya merasakan bahwa beliau sedikit galak, namun kemudian setelah mengenali beliau ternyata tidak seperti yang saya pikirkan. Pada kegiatan magang 1 kelompok mahasiswa magang masih dalam tahap melakukan observasi kultur sekolah, observasi membangun kompetensi dasar pedagogik, kepribadian sosial, serta melakukan observasi memperkuat pemahaman peserta didik sehingga mahasiswa dapat mengetahui dan mampu mendeskripsikan situasi dan kondisi lingkungan sekolah. Kegiatan magang ini dilaksanakan di Sekolah yang berdomisili di Semarang. Untuk kelompok kami, mendapatkan tugas di SMA Ibu Kartini. Di SMA Ibu Kartini, kami dibantu dan dipandu tidak hanya oleh guru pembimbing dan kepala sekolah saja, melainkan juga dari guru dan karyawan.
Praktik baik yang dilakukan sekolah (Best Practices) dari SMA Ibu Katini antara lain
upacara rutin hari senin dan upacara hari-hari besar. Sebelum kelas dimulai berdoa dahulu. Setiap siswa yang berprestasi diberi penghargaan dan diumumkan pada saat upacara. Setiap hari jumat dilakukan sholat jumat bersama, bagi siswa laki-laki dan bagi perempuan mengaji. Melaksanakan kerja bakti bersama. Serta mengikuti lomba-lomba antar sekolah. Untuk kurikulum yang digunakan di sekolahan kelompok kami yaitu kelas X dan XI menggunakan kurikulum 2013, sedangkan untuk kelas XII menggunakan KTSP. Kami melakukan observasi setiap 2x dalam seminggu. Hanya hari jumat dan sabtu saja. Untuk mata kuliah magang 1 memiliki bobot 2 sks. Setiap sekolahan pasti mempunyai tata tertib untuk sekolah tersebut sama halnya dengan yang ada di SMA Ibu Kartini untuk siswa yaitu datang ke sekolah 10 menit sebelum pukul 07.00 bel pertama / masuk sekolah. Sudah berada didalam kelas pada waktu jam masuk dan sudah siap belajar. Mengikuti semua pelajaran/ ulangan dari jam pertama sampai akhir. Menelesaikan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru mapel. Membayar uang sekolah selambat-lambatnya pada tanggal 10 setiap bulan. Dan sedangkan untuk gurunya datang ke sekolah 10 menit sebelum jam mata pelajaran dimulai. Memberi materi pelajaran ke siswa-siswi sesuai dengan RPP yang telah disusun. Mengadakan persiapan-persiapan mengajar seperlunya sesuai dengan kurikulum yang berlaku, dan masih banyak lagi.
Hubungan interaksis sosial yang terjalin dalam SMA Ibu Kartini terjalin sanagt baik, harmonis dan akrab. Siswa sangat menghormati guru dan karyawan. Sedangkan guru menyayangi murid mereka, sehingga tidak ada rasa kaku dan takut kepada guru. Untuk guru dan karyawan memiliki cara tersendiri untuk mempererat keakraban dan tali silaturahmi mereka, sehingga selalu terjalin hubungan yang baik.
Proses kegiatan belajar mengajar di SMA Ibu Kartini dinilai baik. Sebagian siswa banyak yang aktif dan bertanya kepada guru, tanpa rasa takut salah. Sedangkan guru memberikan penjelasan dengan sabar, sehingga siswa mudah memahami pelajaran. Tidak semua observasi magang yang kami laksanakan berjalan dengan lancar. Ada beberapa hambatan yang kami hadapi ketika kami melaksanakan kegiatan magang 1 di SMA Ibu Kartini yaitu kurang terbukanya tempat – tempat tertentu (laboratorium, perpustakaan, ruang musik, dll) yang merupakan fasilitas sekolah. Ruangan tersebut terkunci, dan hanya dibuka ketika akan digunakan saja. Siswa sedikit sulit ketika diminta bantuan untuk di wawancara. Selain itu, jawaban yang mereka berikan pun kurang akurat sehingga kita kesulitan dalam pendataan. Bertabrakannya jadwal antar kelompok. Sehingga ketika ingin membahas tentang laporan magang kami agak kesulitan. Pemecahan masalah yang kita lakukan yaitu untuk di perpustakaan, kita meminta kunci kepada salah satu pihak kebersihan di SMA Ibu Kartini, sehingga kita bisa masuk. Sedangkan untuk di laboratorium, kita melihat kondisi ruang melalui jendela yang ada, dengan cara membuka jendala dan melihat ke dalam ruangan. Selain wawancara dengan siswa, kita juga wawancara dengan guru dan karyawan. Sehingga data yang kami dapatkan leih akurat dan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Karena sulitnya menentukan waktu untuk membahas laporan magang, kami menanggulanginya dengan cara saling mengirim email / sms untuk sharing tentang pembuatan laporan magang, sehingga tidak membuang-buang waktu untuk saling bertemu. Untuk hasil laporan pada magang 1, ada laporan hasil observasi 1, laporan hasil observasi 2, dan laporan hasil observasi 3 (a,b). Saya bersyukur, karna ditempatkan di sekolahan yang letaknya tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Jadi menurut saya jaraknya sangat pas. Namun sebaiknya SMA Ibu Kartini lebih menjalin hubungan baik kepada lingkungan masyarakat, agar lebih dikenal dan banyak yang berminat untuk masuk di SMA Ibu Kartini.  Keaktifan siswa yang ditujukan saat proses pembelajaran merupakan peluang besar untuk meraih prestasi yang baik. Namun sikap pesismis yang dimiliki siswa harus dihilangkan. Seharusnya siswa menanamkan pada diri merekan bahwa dimanapun mereka menimba ilmu, jika mereka bersungguh-sunggu, pasti akan menuai hasil yang memuaskan. Di akhir observasi magang sebagai ucapan rasa terima kasih kami memberikan sebuah kenang-kenangan kepada SMA Ibu Kartini yang langsung kami berikan kepada Ibu Kepala Sekolah SMA Ibu Kartini.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

analisis novel Mereka Bilang Saya Monyet

Contoh tindak tutur Lokusi, Ilokusi, Perlokusi

Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia